MOKI, Pamekasan – Sunggu sangat disayangkan tindakan penganiyayaan yang di lakukan salah satu ketua Pokmas di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, terhadap Faisol (22), wartawan MEMOonline.co.id yang bertugas di wilayah hukum Pamekasan, Selasa (7/1/2019).
Sebagaimana penuturan Faisol, peristiwa tindak kekerasan itu terjadi saat dirinya sedang menjalankan tugas meng investigasi lima paket bantuan hibah ke Balai Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.
Sebab sesuai informasi yang diterima, dari lima paket bantuan hibah yang ditempatkan di Desa Plakpak-Pamekasan, diduga bermasalah.
Karena, dari lima Paket bantuan hibah yang diterima lima Pokmas, yakni pokmas Kencana, Mutiara, Ispalmisjah, Sehati dan An-Nur, dan ditempatkan di Desa Plakpak, dikabakan hanya dua yang dikerjakan.
Sementara tiga pokmas lainnya, tidak diketahui keberadaannya.
Namun apa boleh buat, peliputan tersebut berujung pelaporan polaporan polisi. Sebab, salah satu ketua pokmas, melakukan penganiayaan dengan cara mencekik lehernya.
Akibatnya, Koordinator Jurnalis Muda Pamekasan (JMP) melakukan visum dan melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Pamekasan dengan nomor LP/10/1/2019/JATIM/RES PMK tertanggal 07 Januari 2019.
"Melaporkan salah seorang ketua pokmas yang berupaya melakukan tindakan pembunuhan dan kekerasan saat hendak peliputan di Balai Desa Plakpak," kata Faisol, Selasa (8/1/2019).
Ditambahkan Faisol, kronologis detail peristiwa pencekikan itu bermula saat dirinya meminta kepada Sekretaris Desa (Sekdes), beberapa perangkat desa dan operator desa Plakpak untuk memfasilitasi dirinya bertemu dengan kedua pokmas yang ada.
Namun, setelah salah seorang ketua pokmas yang datang itu marah-marah dan langsung melakukan tindak kekerasan kepadanya.
"Salah seorang ketua pokmas dari salah satu pokmas tersebut datang marah-marah dan langsung mencekik leher saya. Tak hanya itu, bahkan si Jubri sempat mau memukul saya dengan asbak kayu besar yang dipegangnya itu," tuturnya.
Faisol menambahkan, maksud dan tujuan dirinya datang langsung ke Balai Desa Plakpak itu dikarenakan ingin tau langsung ke Ketua Pokmas itu. Sebab, kata dia, setiap menghubungi anak Kepala Desa (Kades) Plakpak seolah acuh tak acuh akan ditanya persoalan itu.
"Seolah acuh tak acuh. Kata siap mempertemukan dengan seluruh ketua pokmas hanya isapan jempol belaka. Buktinya setiap Ahmad Fausi-red di hubungi melalui via WhatsApp tak kunjung dibuka pun dibalasnya," tutupnya. (SR)
Sebagaimana penuturan Faisol, peristiwa tindak kekerasan itu terjadi saat dirinya sedang menjalankan tugas meng investigasi lima paket bantuan hibah ke Balai Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.
Sebab sesuai informasi yang diterima, dari lima paket bantuan hibah yang ditempatkan di Desa Plakpak-Pamekasan, diduga bermasalah.
Karena, dari lima Paket bantuan hibah yang diterima lima Pokmas, yakni pokmas Kencana, Mutiara, Ispalmisjah, Sehati dan An-Nur, dan ditempatkan di Desa Plakpak, dikabakan hanya dua yang dikerjakan.
Sementara tiga pokmas lainnya, tidak diketahui keberadaannya.
Namun apa boleh buat, peliputan tersebut berujung pelaporan polaporan polisi. Sebab, salah satu ketua pokmas, melakukan penganiayaan dengan cara mencekik lehernya.
Akibatnya, Koordinator Jurnalis Muda Pamekasan (JMP) melakukan visum dan melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Pamekasan dengan nomor LP/10/1/2019/JATIM/RES PMK tertanggal 07 Januari 2019.
"Melaporkan salah seorang ketua pokmas yang berupaya melakukan tindakan pembunuhan dan kekerasan saat hendak peliputan di Balai Desa Plakpak," kata Faisol, Selasa (8/1/2019).
Ditambahkan Faisol, kronologis detail peristiwa pencekikan itu bermula saat dirinya meminta kepada Sekretaris Desa (Sekdes), beberapa perangkat desa dan operator desa Plakpak untuk memfasilitasi dirinya bertemu dengan kedua pokmas yang ada.
Namun, setelah salah seorang ketua pokmas yang datang itu marah-marah dan langsung melakukan tindak kekerasan kepadanya.
"Salah seorang ketua pokmas dari salah satu pokmas tersebut datang marah-marah dan langsung mencekik leher saya. Tak hanya itu, bahkan si Jubri sempat mau memukul saya dengan asbak kayu besar yang dipegangnya itu," tuturnya.
Faisol menambahkan, maksud dan tujuan dirinya datang langsung ke Balai Desa Plakpak itu dikarenakan ingin tau langsung ke Ketua Pokmas itu. Sebab, kata dia, setiap menghubungi anak Kepala Desa (Kades) Plakpak seolah acuh tak acuh akan ditanya persoalan itu.
"Seolah acuh tak acuh. Kata siap mempertemukan dengan seluruh ketua pokmas hanya isapan jempol belaka. Buktinya setiap Ahmad Fausi-red di hubungi melalui via WhatsApp tak kunjung dibuka pun dibalasnya," tutupnya. (SR)
from KabarInvestigasi I Portal Of Investigation http://bit.ly/2TCUhQZ
Berita Viral
No comments:
Post a Comment