MOKI, Serang - Kehadiran Kyai Ma’ruf Amin (KMA) di Masjid Syekh Nawawi Al-Bantani, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) diwarnai aksi penolakan oleh sejumlah mahasiswa, Senin, (17/09).
Mahasiswa yang melakukan aksi mengatakan kedatangangan KMA ke Untirta dinilai melakukan kampanye terselubung mengingat statusnya sebagai Bakal Calon Wakil Presiden. Mereka menolak kampus dijadikan tempat untuk politik praktis.
"Yang sama-sama kita ketahui, bahwasanya saat ini Prof. Kyai Ma'ruf Amin adalah Bakal Calon Wakil Presiden mendampingi Ir. Joko Widodo di Pilpres 2019 yang telah dideklarasikan, lagi-lagi kita dapat katakan bahwa ini merupakan pencideraan terhadap demokrasi," ucap Martin sebagai Korlap aksi kepada wartawan.
Puluhan mahasiswa yang melakukan aksi merupakan gabungan dari beberapa organisasi ekstra kampus, yakni Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Mereka juga menilai pihak kampus sudah tidak netral. Pihak kampus dinilai terbiasa menggunakan kampus untuk kegiatan politik.
"Intinya kita menolak kebijakan Rektorat yang telah mengundang Prof. Kyai Ma'ruf Amin, karena terindikasi muatan politik." tambah Martin.
Secara terpisah, Rektor Untirta Prof. Dr. Soleh Hidayat mengaku kedatangan KMA dalam posisinya sebagai Ketua MUI, Ra'is Am PBNU, dan tokoh yang telah memperjuangkan Untirta menjadi kampus negeri.
"Beliau kan orang besar, beliau dari kyai kan, Insyaallah maqbul. Kita kan punya cita-cita membesarkan Untirta dengan melahirkan fakultas kedokteran," kata Soleh.
Menanggapi aksi penolakan mahasiswa, Sholeh Hidayat menganggap wajar. Menurutnya pro-kontra merupakan sebuah keniscayaan.
“Itu sunatullah. Di mana-mana juga ada pro dan kontra. Saya juga mungkin jadi rektor ada yang suka dan ada yang tidak, tapi saya lihat ada organisasi mahasiswa ekstra kampus. Kalau ada organisasi ekstra demo di kampus, itu saya harus tindak. Tidak boleh! Kekuasaan rektor bisa mengusir organisasi ekstra (yang demo di kampus). Ada aturannya. Jangan bikin saya marah! Saya lihat tadi,” tegasnya.
Menurutnya, para mahasiswa yang melakukan aksi demo menolak kedatangan Maruf Amin telah melanggar, karenanya pihak kampus akan memanggil mahasiswa yang berdemo melalui pembantu rektor III.
“Lihat, akan saya panggil melalui PR III! Kalau KBM silahkan itu haknya. Anda jangan ngomong sembarangan! Anda sudah melanggar aturan!” ucapnya.
KMA yang datang memberi tausiyah dalam Peringatan Tahun Baru 1440 Hijriyah dan Dies Natalies ke-37 Untirta enggan disebut ceramahnya itu bagian dari kampanye karena hanya bersilahturahmi.
"Kan ceramah di kampus, kan saya enggak ngajak pilih saya. Saya hanya minta restu, minta doa, sudah," kata KMA.
Dalam tausiyahnya, KMA mengajak para akademika Untirta untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia yang berkualitas, bermoral dan berintegritas sebagai calon pemimpin masa depan.
"Bangsa ini harus menyiapkan SDM yang handal untuk menopang semangat arus baru ekonomi Indonesia. Ini tugas Perguruan Tinggi. Semoga kita bisa hijrah menuju keadaan yg lebih baik," ucap KMA dalam tausiyahnya. (Indra)
Mahasiswa yang melakukan aksi mengatakan kedatangangan KMA ke Untirta dinilai melakukan kampanye terselubung mengingat statusnya sebagai Bakal Calon Wakil Presiden. Mereka menolak kampus dijadikan tempat untuk politik praktis.
"Yang sama-sama kita ketahui, bahwasanya saat ini Prof. Kyai Ma'ruf Amin adalah Bakal Calon Wakil Presiden mendampingi Ir. Joko Widodo di Pilpres 2019 yang telah dideklarasikan, lagi-lagi kita dapat katakan bahwa ini merupakan pencideraan terhadap demokrasi," ucap Martin sebagai Korlap aksi kepada wartawan.
Puluhan mahasiswa yang melakukan aksi merupakan gabungan dari beberapa organisasi ekstra kampus, yakni Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Mereka juga menilai pihak kampus sudah tidak netral. Pihak kampus dinilai terbiasa menggunakan kampus untuk kegiatan politik.
"Intinya kita menolak kebijakan Rektorat yang telah mengundang Prof. Kyai Ma'ruf Amin, karena terindikasi muatan politik." tambah Martin.
Secara terpisah, Rektor Untirta Prof. Dr. Soleh Hidayat mengaku kedatangan KMA dalam posisinya sebagai Ketua MUI, Ra'is Am PBNU, dan tokoh yang telah memperjuangkan Untirta menjadi kampus negeri.
"Beliau kan orang besar, beliau dari kyai kan, Insyaallah maqbul. Kita kan punya cita-cita membesarkan Untirta dengan melahirkan fakultas kedokteran," kata Soleh.
Menanggapi aksi penolakan mahasiswa, Sholeh Hidayat menganggap wajar. Menurutnya pro-kontra merupakan sebuah keniscayaan.
“Itu sunatullah. Di mana-mana juga ada pro dan kontra. Saya juga mungkin jadi rektor ada yang suka dan ada yang tidak, tapi saya lihat ada organisasi mahasiswa ekstra kampus. Kalau ada organisasi ekstra demo di kampus, itu saya harus tindak. Tidak boleh! Kekuasaan rektor bisa mengusir organisasi ekstra (yang demo di kampus). Ada aturannya. Jangan bikin saya marah! Saya lihat tadi,” tegasnya.
Menurutnya, para mahasiswa yang melakukan aksi demo menolak kedatangan Maruf Amin telah melanggar, karenanya pihak kampus akan memanggil mahasiswa yang berdemo melalui pembantu rektor III.
“Lihat, akan saya panggil melalui PR III! Kalau KBM silahkan itu haknya. Anda jangan ngomong sembarangan! Anda sudah melanggar aturan!” ucapnya.
KMA yang datang memberi tausiyah dalam Peringatan Tahun Baru 1440 Hijriyah dan Dies Natalies ke-37 Untirta enggan disebut ceramahnya itu bagian dari kampanye karena hanya bersilahturahmi.
"Kan ceramah di kampus, kan saya enggak ngajak pilih saya. Saya hanya minta restu, minta doa, sudah," kata KMA.
Dalam tausiyahnya, KMA mengajak para akademika Untirta untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia yang berkualitas, bermoral dan berintegritas sebagai calon pemimpin masa depan.
"Bangsa ini harus menyiapkan SDM yang handal untuk menopang semangat arus baru ekonomi Indonesia. Ini tugas Perguruan Tinggi. Semoga kita bisa hijrah menuju keadaan yg lebih baik," ucap KMA dalam tausiyahnya. (Indra)
from KabarInvestigasi I Portal Of Investigation https://ift.tt/2peZqlb
Berita Viral
No comments:
Post a Comment