PALEMBANG - Ketua Divisi Pembelaan wartawan PWI Pusat Ocktap Riady berhasil diminta komentarnya terkait adanya oknum oknum Pekerja RS. Ar-Rasyid Palembang dimana Oknum tersebut sebagai pimpinan yang nekat mengusir dan banting Hp milik wartawan yang sedang mendapat proyeksi liputan. Sungguh sangat disesalkan akibat terjadinya dugaan pembantingan hp yang diduga dilakukan pimpinan salah satu rumah sakit di kota Palembang.
Dia meminta polisi segera mengusut perkara tersebut, sebab perkarabtersebut di ketika itu sudah dilaporkan oleh korban.
"Jika kejadian ini memang benar demikian, ini benar-benar menghalangi-halangi tugas dan kerja wartawan dan penghinaan terhadap profesi wartawan. Ini contoh tidak baik ujar Ocktap via WhatsApp [4/12/2021] 13.46 wib kemarin."
"Ocktap meminta semua pihak menghormati Tugas dan Kerja wartawan, karena wartawan bekerja berdasarkan UU no 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang artinya mereka dilindungi undang-undang." Ucapnya
"Jika kasus ini sudah di laporkan ke Polisi, saya meminta Polisi segera mengusutnya. Jangan ditunda-tunda lagi, karena masalah itu Bisa diusut dengan pasal pidana atau UU pers” ujarnya.
Baca kronologi berita sebelumnya, Ada wanita yang mengaku sebagai Pimpinan dari Rumah Sakit Ar-Rasyid di Palembang ketika mau dikonfirmasi beberapa wartawan terkait informasi pasien bersalin caesar oleh pihak rumah sakit menahan ibu dan anak sebelum melunasi biaya persalinan, bukanya Wartawan mendapat penjelasan, tapi malah diusir keluar secara paksa bahkan ponsel milik wartawan dibanting.
Tindakan oknum yang mengaku sebagai Pimpinan Rs. Ar-Rasyid di Palembang saat 2 (dua) wartawan dari media online datang dengan baik-baik, bahkan sudah izin dengan Satpam dan ingin konfirmasi terkait permasalahan RS tersebut menahan ibu dan bayi sebagai pasien yang belum lunas bayaran biaya persalinanya, (01/12).
Saat kami sebagai wartawan yang sedang menunggu dan hendak dikonfirmasi seperti yang sudah arahkan oleh satpam, tiba-tiba datang dua orang perempuan yang diduga pegawai rumah sakit, dimana satunya mengaku sebagai pimpinan rumah sakit melontarkan kata-kata yang tidak santun sembari mengusir kami langsung.
Ida selaku wartawan yang diusir tersebut menambahkan, perempuan yang tidak diketahui namanya itu mengaku pimpinan Rs dengan gelagat emosi, langsung mengucap “saya tidak setuju, ini rumah sakit jangan di obok obok, bukan masalah beranti ranti silahkan keluar, usir dia dan mengatakakan, "Masalah berita, mau wawancara masalah apapun pokoknya jangan dirumah sakit ini, silahkan keluar saja,” kata Ida memperagakan oknum rumah sakit dengan nada emosi.
"Oknum perempuan itu yang mengaku sebagai pimpinan Rs tersebut mendorong kami dan terjadilah rebutan ponsel (HP), Oknum perempuan yang mengaku sebagai kepala rumah sakit berhasil merebut HP milik kami kemudian dibantingnya, sembari mendorong kami keluar ruangan, lalu oknum tersebut menutup pintu dengan kasar," imbuh Ida dalam posisi sabar.
Merasa diberlakukan dengan tidak wajar oleh oknum rumah sakit tersebut, kedua wartawan media online tersebut melaporkan ke SPKT Mapolda Sumsel, jelasnya mengakhiri.
Pihak menegemen rumah sakit melalui divisi Humasnya, Hendra dengan singkat dikatakan belum bisa berikan jawaban riel, sebab saat kejadian dirinya tidak tau.
"Hendraztakan belum bisa beri penjelasanya, karena masalahnya itu kemarin baru dirapatkan," jawabnya.
Reporter : David
Editor Publisher : Tiah
from MOKI I Kabar-Investigasi.com https://ift.tt/3Gl7tm1
Berita Viral
No comments:
Post a Comment