Guru Kelas V SDN Sidokerto 03 Pati |
Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk memutus rantai virus covid-19. Di indonesia memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Maka semua kegiatan di luar rumah harus dibatasi dan selalu menerapkan protokol kesehatan.
Pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online termasuk Kabupaten Pati. Diberlakukan mulai tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan sekarang ini bulan November 2020. Pembelajaran memerlukan internet, laptop, dan HP serta platform yang harus digunakan.
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa, tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya adalah guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan daring (online).
Pembelajaran daring membuat siswa jenuh, dan orang tua yang mendampingi anak dirumahpun tidak lepas dari rasa jenuh. Saya sebagai guru kelas V SDN Sidokerto 03 harus bisa berinovasi dengan teknologi agar siswa saya tidak merasakan jenuh. Dan siswa tetap bisa belajar serta bermain.
Model pembelajaran yang saya gunakan adalah model pembelajaran “Blended Learning”. Model Blended learning adalah pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual. Menurut Semler (2005) “Blended learning combines the best aspects of online learning, structured face to face activities, and real world practice. Online learning systems, classroom training, and on the job experience have major drawbacks by themselves. The blended learning approach uses the strengths of each to counter the others’ weaknesses.”
Dalam arti sederhana blended learning perpaduan antara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Apabila dalam daring kita menemui kendala, kita bisa menggunakan luring. Dalam arti pembelajaran kita sesuaikan kondisi saat itu juga.
Platform daring (dalam jaringan) yang saya gunakan untuk mengajar menggunakan Whatsapp, Zoom, Google classroom, Google form, serta Kahoot. Sedangkan untuk luring (luar jaringan) saya menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa).
Saya menggunakan Whatsapp untuk menginformasikan kepada orang tua platform apa yang nanti akan saya gunakan. Untuk muatan pelajaran tertentu saya menggunakan zoom contohnya untuk pelajaran matematika dan sedikit tema yang mempunyai kompetensi dasar (KD) agak sulit yang harus dijelaskan karena fitur dalam zoom ada white board yang memudahkan guru untuk menjelaskan sehingga siswa 80% memahami. Jika ada yang perlu ditanyakan, siswa bisa bertanya langsung atau melalui chat. Untuk keseluruhan pelajaran saya menggunakan google classroom, siswa bisa melihat tugas ataupun materi yang saya share baik berupa soal, gambar, ataupun video pembelajaran baik dari youtube atau yang saya buat sendiri. Siswa juga bisa memasukkan tugas melalui google classroom dan ada tempat yang tersedia. Guru juga lebih mudah untuk mengoreksi dan memberi nilai.
Penilain harian menggunakan google form atau kahoot. Melalui aplikasi ini siswa lebih bersemangat dalam belajar karena siswa berpacu dengan waktu. Keinginan siswa untuk mendapat nilai terbaikpun sangat tinggi. Jadi, siswa akan lebih semangat untuk belajar.
Tetapi, dibalik itu semua pasti ada kendala yang dihadapi yaitu tentang kuota dan sinyal. Tidak setiap hari sinyal kondusif, dan keadaan ekonomi siswa yang bermasalah dengan kuota. Untuk menghadapi situasi seperti itu saya menggunakan pembelajaran luring (luar jaringan). Saya menggunakan whatsapp untuk mengkomunikasikan apa yang harus dikerjakan siswa. Hasil siswa bisa dikirim melalui whatsapp pribadi guru. Sesekali waktu saya sebagai guru juga mengadakan home visit untuk membantu siswa yang kesulitan dalam pembelajaran daring.
Dengan menggunakan model pembelajaran “Blended Learning”. Minat dan pemahaman siswa kelas V SDN Sidokerto 03 meningkat daripada hanya mengerjakan LKS yang pastinya siswa akan merasa jenuh. Dan model pembelajaran “Blended Learning” selalu dinantikan siswa karena ingin belajar dan bermain melalui platform – platform tersebut.
Saya sebagai guru kelas V SDN Sidokerto 03 berharap rekan sejawat ataupun guru dimanapun berada bisa menggunakan model pembelajaran “Blended Learning” serta platform – platform yang menarik siswa untuk belajar daring. Sehingga daring dan luring bukan menjadi momok yang menakutkan dan menjenuhkan. Kita harus menjadi guru yang mempesona di abad 21.
Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.
Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.
Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung.
Penulis :
Dessy Rahma Ardian Nufus
Guru Kelas V SDN Sidokerto 03 Pati
from MOKI I Kabar-Investigasi.com https://ift.tt/2ILjDwp
Berita Viral
No comments:
Post a Comment