Para dermawan terus berdatangan memberikan bantuan untuk pendirian rumah mbah Suwardi. |
Gerakan Pati Peduli yang diawaki beberapa relawan, berhasil mengumpulkan dana dan aneka bahan untuk pendirian rumah, Selasa (25/2).
Sebelumnya, mbah Suwardi selama tujuh tahun harus berteduh dibawah tenda yang terbuat dari terpal di pojok tanah peninggalan almarhumah ibunya.
Tempat tinggal mbah Suwardi, keadaannya sangat memprihatikan. Sebuah tenda plastik berukuran 3x3 meter yang digawangi empat pohon jaranan, menjadi penguat topangan rajutan aneka baliho.
Bahkan tak jarang, rumah mbah Suwardi kerap didatangi binatang buas, seperti ular dan burung hantu pada malam hari.
Akibat keadaan gubuk yang sangat tidak layak huni tersebut, maka jika hujan turun memaksa mbah Suwardi harus keluar rumah untuk berteduh dibawah rimbunya pohon pisang. Keadaan semakin menyayat hati, karena di dalam rumahnya tidak ada lampu penerangan.
"Saya hidup di gubuk ini, sudah tujuh tahun lamanya" kata mbah Suwardi.
Kejadian tersebut, menarik perhatian warga Pati. Sehingga membuat sejumlah relawan mengadakan aksi peduli sosial.
Relawan Noto Praja, Dulur Ganjar, Ayo Peduli Juwana, GengGonk, Selawe kecamatan Cluwak, IKA94, bahkan Pemkab Pati melalui Basnaz dan Dinsos, serta sejumlah politikus turun tangan memberikan uluran bantunan kakek Suwardi.
"Aksi sosial pendirian rumah dilakukan, merupakan hasil sumbangan dari beberapa pihak" kata koordinator kegiatan Harsono, yang didampingi KH Abdul Mufidz, Kang Aris dan Rustanto.
Yang menarik dari perbaikan rumah mbah Suwardi, semula hanya direncanakan 4x4 meter, sesuai ukuran gubuknya. Namun karena jumlah sumbangan material lebih dari yang dibutuhkan, akhirnya ukuran dirubah menjadi 5x8 meter.
"Sehingga, nantinya bisa dimanfaatkan ahli waris mbah Suwardi" ucap penggiat aksi, KH Abdul Mufidz dan Sismoyo. (Red)
from MOKI I Kabar-Investigasi.com https://ift.tt/3c6DtM6
Berita Viral
No comments:
Post a Comment