"Saya sebagai Uskup Amboina bersama para pastor dan seluruh umat Katolik mendukung Gubernur Maluku Said Assagaff dan Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua bersama seluruh jajarannya untuk menyukseskan penyelenggaraan Pesparani, di Ambon, pada 27 Oktober sampai 2 Nopember 2018," kata Uskup Mandagi, Selasa (18/9).
Uskup yang didampingi Ketua Komsos Keuskupan Amboina RD. Patris Angwarmase dalam keterangannya mengatakan bahwa tanda-tanda mendukung Pemprov Maluku khususnya Panitia yakni dengan berdoa, baik dilakukan di gereja pada Minggu maupun di lingkungan umat Rukun dan Stasi pada saat ibadah bersama.
"Bagi saya kesuksesan penyelenggaraan Pesparani bukan tergantung dari usaha manusia, tetapi perlu campur tangan Tuhan lewat doa. Kita menggaungkan kegiatan ini lewat doa-doa umat terlebih mendekat hari-hari pelaksanaan, sehingga berhasil dan sukses," ujarnya.
Uskup Mandagi mengungkapkan, sesuai keterangan Ketua Umum Panitia Pesparani Katolik Nasional I, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua bahwa sekarang persiapan sudah mencapai 80 persen.
Beliau juga menekankan ada tiga hal yang menjadi perhatian, yakni sukses prestasi, sukses penyelenggaran dan sukses pertanggungjawaban keuangan.
"Tempat-tempat penyelenggaraan Pesparani di Ambon semua bagus, seperti Katolik Center, Islamic Center, Protestan Cemter dan lainnya termasuk tempat pembukaan di Lapangan Merdeka Ambon," ujarnya.
Menurut Uskup, kontingen Pesparani dari Maluku dipimpin oleh Ketua DPRD Provinsi Maluku Edwin Huwae, beliau beragama Protestan, ini sangat luar biasa, dan siap berjuang kontingen yang dipimpinnya menang.
"Saya melihat ada rapat-rapat pemantapan dan Wakil Gubernur sudah mengunjungi Kei dan akan ke Tanimbar untuk melihat persiapan-persiapan para peserta, sehingga ketika datang ke Ambon, semua sudah siap bertanding," katanya.
Uskup Mandagi juga merasa senang, karena mendapat dukungan dari Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, yang mengatakan Pemkot setempat siap menyukseskan penyelenggaraan Pesparani, dengan menggerakan masyarakat di desa-desa dan kampung-kampung.
Kemudian juga mendapat dukungan dari umat Protestan melalui Ketua Majelis Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan Maluku, termasuk umat Muslim dan umat beragama lainnya.
"Saya merasa senang penyelenggaraan Pesparani ini mendapat dukungan dari umat beragama yang berbeda-beda. Ini memang tujuan dari kegiatan ini, yakni "Persaudaran Sejati". Memang ini pesta umat Katolik tetapi kita harus membawa gaung kerukunan antarumat beragama," tandasnya.
Uskup Mandagi juga merasa bangga dan gembira, karena penyelenggaraan Pesparani Katolik Nasional I, tercatat dalam sejarah karena kegiatan ini dipromotor oleh Keuskupan Amboina.
Ini akan menjadi model untuk kegiatan Pesparani selanjutnya di daerah lain. Apalagi di daerah ini sudah pernah melaksanakan MTQ dan Pesparawi tingkat Nasional, berhasil dan sukses.
"Kita sudah ada pengalaman, karena itu kalau nanti di daerah lain mau menyelenggarakan Pesparani, mereka bisa mengambil model di Maluku, apa saja yang harus dipersiapkan dengan melibatkan semua masyarakat dan umat beragama lain. Jadi mereka bisa belajar dari kita, ini hal yang baik," ujarnya.
Gereja Katolik khussnya Keuskupan Amboina, jangan terlalu sombong, membuat kegiatan hanya untuk diri kita sendiri, kita harus melakukan yang berarti bagi orang lain. Gereja Katolik ada untuk orang lain, bukan ada untuk diri sendiri.
"Ini tekad saya sebagai Uskup. Saya tidak mau Gereja Katolik Keuskupan Amboina.'tertutup' tetapi harus terbuka supaya semua orang mendengar dan melihat, apa yang kita lakukan untuk kebaikan bersama seluruh umat beragama di daerah ini, umumnya di Indonesia," kata Uskup Mandagi.
Dia menuturkan cikal bakal diselenggarakan Pesparani Katolik Nasional I di Maluku, karena di Keuskupan Amboina sudah menyelenggarakan Pesparani tingkat kabupaten/kota dan Provinsi. Untuk kegiatan di tingkat Provinsi, pertama digelar di Kei, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), kedua di Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan ketiga di Aru, Kabupaten Kepulauan Aru.
Karena itu, kegiatan Pesparani Provinsi sangat bagus ditingkatkan menjadi kegiatan Pesparani Nasional yang diselenggarakan dan dibiaya oleh pemerintah. Jadi, Gereja Katolik tidak boleh tertutup tetapi terbuka dan harus hadir di tengah-tengah masyarakat yang berbeda agama.
Uskup Mandagi menambahkan, untuk kegiatan Pesparani di Ambon, dirinya sudah bertemu dengan Kapolda Maluku untuk meminta dukungan pengamanan selama kegiatan berlangsung.
"Saya sudah bertemu dengan Kapolda Maluku, saya minta dengan sangat supaya beliau memperhatikan masalah keamanan dan beliau siap akan memberikan pengamanan. Saya juga minta bantuan kendaraan-kendaraan Polisi untuk mengangkut umat yang hadir pada saat pembukaan di Lapangan Merdeka Ambon, termasuk minta bantuan bus untuk mengangkut peserta kontingen," katanya. (MP-3)
from Malukupost.com https://ift.tt/2QFc9dl
#beritaviral
No comments:
Post a Comment