MOKI, PATI-KPU Kabupaten Pati menggelar simulasi pemungutan suara dengan mengambil sampel di TPS 1 Desa Sitiluhur kecamatan Gembong, pada Minggu (31/3/2019) di lapangan desa Sitiluhur. Warga yang masuk dalam daftar TPS di wilayah tersebut diundang untuk mengikuti simulasi pencoblosan.
Simulasi ini disaksikan oleh Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Asisten Pemerintahan, ketua komisi A Adji Sudarmadji , Muspika Gembong, juga kapolsek dan danramil seluruh Kabupaten Pati.
Pelaksanaan Simulasi ini diselenggarakan Iayaknya pencoblosan sesungguhnya. Hanya yang membedakan nama partai diganti dengan nama buah buahan, surat suara DPD dan pilpres hanya dibuat gambar kotak kosong. Simulasi pemungutan suara dimulai jam 07.00 sampai jam 13.00. Usai jam 13.00 akan dimulai konsep penghitungan surat suara di tingkat TPS sampai selesai.
Bupati, Wakil Bupati, Sekda , Asisten Pemerintahan, Ketua Komisi, ketua KPU ikut melaksanakan simulasi pemungutan suara sebagai pemilih pindahan. KPU telah menyiapkan beberapa bentuk pemilih, antara lain Pemilih DPT, Pemilih pindahan, Disabiltas dan pemilih yang memakai atau menunjukkan KTP saja.
Dalam sambutannya Bupati menyampaikan simulasi ini harus dilaksanakan sesuai pemungutan suara yang sesungguhnya, meskipun para undangan belum lengkap tetap harus dimulai jam 07.00 dan juga pemilihnya adalah warga yang terdaftar di DPT ( TPS tempat simulasi di desa Siti luhur) jadi tidak ada rekayasa.
Beda dengan simulasi pemilu tahun 2014 dimana tiap kabupaten hanya diambil sampel, kalau sekarang tiap kabupaten secara nasional harus melaksanakan sendiri simulasi pemilu. Dikandung maksud agar mengetahui durasi seorang pemilih dalam melaksanakan pencoblosan (dimulai jam 07.00-13.00 ) sampai penghitungan 5 surat suara dikalikan jumlah pemilih yang dimulai jam.13.00 sampai selesai.
Untuk penghitungan di PPPK yang tempatnya tidak memungkinkan hal ini akan menjadi persoalan tersendiri bagi para petugas semakin jumlah TPS nya banyak maka semakin banyak tugas karena harus mengawal, mengingat kotak suara yang sekarang beda dengan yang dulu, karena kotak suara hanya maksimal boleh ditumpuk 4.
"Besok Senin 1 April baru kita rapatkan dengan forkompimda dan Selasa paginya 2 April akan kita undang Muspika untuk membeeikan sosialisasi secara teknis ke desa desa," ujar Bupati.
Dilaksanakan simulasi ini aagar diketahui pemetaan sehingga diinventaris persoalannya kelebihan dan kekuranganya untuk di pakai rapat pada saat senin malam sebagai evaluasi.
"Mudah-mudahan simulasi ini memberikan pemikiran kita, untuk anstisipasi kelemahan-kelemahan kita, yang terpenting adalah kita bersama-sama jangan saling mencari kebenaran sendiri tetapi kita mencari kekompakannya," Harap Bupati.
Pelaksanaan pemilu walaupun sudah berulang kali dilakukan, tetapi kali ini berbeda karena adanya pemilihan presiden dengan legislatif. Sehingga dibutuhkan lebih banyak pemantau yang ada di lapangan.
"Lebih baik biar tidak ada kecurigaan kalau perlu momen-momen penting di dokumentasikankan kalau nanti ada yang protes bisa menjadi bahan untuk argumen," pungkas Bupati. (Red)
Simulasi ini disaksikan oleh Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Asisten Pemerintahan, ketua komisi A Adji Sudarmadji , Muspika Gembong, juga kapolsek dan danramil seluruh Kabupaten Pati.
Pelaksanaan Simulasi ini diselenggarakan Iayaknya pencoblosan sesungguhnya. Hanya yang membedakan nama partai diganti dengan nama buah buahan, surat suara DPD dan pilpres hanya dibuat gambar kotak kosong. Simulasi pemungutan suara dimulai jam 07.00 sampai jam 13.00. Usai jam 13.00 akan dimulai konsep penghitungan surat suara di tingkat TPS sampai selesai.
Bupati, Wakil Bupati, Sekda , Asisten Pemerintahan, Ketua Komisi, ketua KPU ikut melaksanakan simulasi pemungutan suara sebagai pemilih pindahan. KPU telah menyiapkan beberapa bentuk pemilih, antara lain Pemilih DPT, Pemilih pindahan, Disabiltas dan pemilih yang memakai atau menunjukkan KTP saja.
Dalam sambutannya Bupati menyampaikan simulasi ini harus dilaksanakan sesuai pemungutan suara yang sesungguhnya, meskipun para undangan belum lengkap tetap harus dimulai jam 07.00 dan juga pemilihnya adalah warga yang terdaftar di DPT ( TPS tempat simulasi di desa Siti luhur) jadi tidak ada rekayasa.
Beda dengan simulasi pemilu tahun 2014 dimana tiap kabupaten hanya diambil sampel, kalau sekarang tiap kabupaten secara nasional harus melaksanakan sendiri simulasi pemilu. Dikandung maksud agar mengetahui durasi seorang pemilih dalam melaksanakan pencoblosan (dimulai jam 07.00-13.00 ) sampai penghitungan 5 surat suara dikalikan jumlah pemilih yang dimulai jam.13.00 sampai selesai.
Untuk penghitungan di PPPK yang tempatnya tidak memungkinkan hal ini akan menjadi persoalan tersendiri bagi para petugas semakin jumlah TPS nya banyak maka semakin banyak tugas karena harus mengawal, mengingat kotak suara yang sekarang beda dengan yang dulu, karena kotak suara hanya maksimal boleh ditumpuk 4.
"Besok Senin 1 April baru kita rapatkan dengan forkompimda dan Selasa paginya 2 April akan kita undang Muspika untuk membeeikan sosialisasi secara teknis ke desa desa," ujar Bupati.
Dilaksanakan simulasi ini aagar diketahui pemetaan sehingga diinventaris persoalannya kelebihan dan kekuranganya untuk di pakai rapat pada saat senin malam sebagai evaluasi.
"Mudah-mudahan simulasi ini memberikan pemikiran kita, untuk anstisipasi kelemahan-kelemahan kita, yang terpenting adalah kita bersama-sama jangan saling mencari kebenaran sendiri tetapi kita mencari kekompakannya," Harap Bupati.
Pelaksanaan pemilu walaupun sudah berulang kali dilakukan, tetapi kali ini berbeda karena adanya pemilihan presiden dengan legislatif. Sehingga dibutuhkan lebih banyak pemantau yang ada di lapangan.
"Lebih baik biar tidak ada kecurigaan kalau perlu momen-momen penting di dokumentasikankan kalau nanti ada yang protes bisa menjadi bahan untuk argumen," pungkas Bupati. (Red)
from KabarInvestigasi I Portal Of Investigation https://ift.tt/2TH5aRr
Berita Viral
No comments:
Post a Comment