MOKI, Sumenep - Penerapan kartu tani melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahorbun) Sumenep, Madura menjadi lirikan Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Buktinya, Kabupaten Ngawi menyempatkan “belajar” ke instansi pimpinan Bambang Heriyanto ini.
Rombongan dari Dinas Pertanian Ngawi tersebut berjumlah 115 orang, meliputi 2 kepala bidang, distributor, kios penyuluh, admin RDKK, dan petani, diterima oleh Kabid Sarpras dan Penyuluhan Arif Firmanto Dispertahorbun Sumenepep di aula pertemuan kantor setempat.
Juga ikut mendampingi, distributor, Kordinator Penyuluh, Kelompok Tani, termasuk juga dari pihak BNI (Bank Negara Indonesia). Pada kesempatan itu, Arif Firmato memaparkan keberhasilan penerapan kartu tani di bumi Sumekar ini.
Pertemuan itu berlangsung cukup guyub dan penuh keakraban. Terjadi dialog dan sharing diantara kedua belah pihak. Kendati demikian, Dinas Pertanian Ngawi merasa puas dengan penjelasan mekanisme sampai pada realisasi kartu tani di kota Keris ini.
Kabid Sarpras dan Penyuluhan Diapertahorbun Sumenep Arif Firmanto menjelaskan, kedatangan tamu dari Kabupaten Ngawi merupakaan kebanggan tersendiri. Apalagi, Ngawi merupakan Kabupaten yang menjadi barometer pertanian di Jatim. “Alhamdulillah, ini luar biasa bagi kami. Kehormatan bisa berbagi ilmu kartu tani dengan Ngawi,” katanya.
Setidaknya, sambung dia, dengan penerapan kartu tani, pupuk bisa tepat sasaran dan berdaya guna kepada masyarakat. “Pentingnya penerapan kartu tani lantaran agar bisa distribusi pupuk menjadi tepat sasaran. Itu juga yang juga diinginkan oleh Ngawi, ” jelsnya.
Selain itu, menurutnya, di Sumenep sinergitas antara Dispertahorbun, Distributor, BNI juga sudah berjalan baik. Misalnya, distributor bertugas menindak kios nakal, Dinas mengalokasikan, dan BNI sebagai penerap Kartu Tani. “Kordinasi berjalan maksimal. Sementara di Ngawi belum, ini juga bisa dibawa pulang,” tuturnya.
Tidak hanya itu, terang dia, mereka juga langsung mengcopy aplikasi database kelompok tani (poktan). Sehingga, bisa mempermudah mengecek Poktan. “Sumenep memiliki kelebihan aplikasi ini, makanya mereka langsung mau copy aplikasinya,” tuturnya.
Pada kesempatan itu pula, rombongan dari Ngawi juga belajar mengolah data ibu kandung dg microsoft acces. Sementara itu data itu diperoleh dari Disdukcapil. “Banyak hal yang kami sampaikan kepada mereka berkaitan dengan detil penerapan kartu tani, ” paparnya.
Intinya, menurut Arif, mereka datang ke Sumenep untuk belajar penebusan pupuk bersubsidi dengan kartu tani. Setidaknya, terbangun sinergi antara distributor, kios petani dan BNI. Ternyata, mereka merasa puas. Sebab, apa yang diharapkan sudah bisa didapat dengan baik. “Mereka mengaku puas. Mereka mendapatkan apa yang menjadi keinginan dan harapannya bertandang ke Sumenep,” tukasnya.
Sebenarnya, soal penerapan Kartu Tani ini tidak hanya Ngawi yang belajar ke Dispertahorbun Sumenep. Sebelumnya, ada Kabupaten Probolinggo, Bondowoso dan Sidoarjo. Maklum, Sumenep memang cukup awal dan sukses menerapkan kartu tani.(sar)
Rombongan dari Dinas Pertanian Ngawi tersebut berjumlah 115 orang, meliputi 2 kepala bidang, distributor, kios penyuluh, admin RDKK, dan petani, diterima oleh Kabid Sarpras dan Penyuluhan Arif Firmanto Dispertahorbun Sumenepep di aula pertemuan kantor setempat.
Juga ikut mendampingi, distributor, Kordinator Penyuluh, Kelompok Tani, termasuk juga dari pihak BNI (Bank Negara Indonesia). Pada kesempatan itu, Arif Firmato memaparkan keberhasilan penerapan kartu tani di bumi Sumekar ini.
Pertemuan itu berlangsung cukup guyub dan penuh keakraban. Terjadi dialog dan sharing diantara kedua belah pihak. Kendati demikian, Dinas Pertanian Ngawi merasa puas dengan penjelasan mekanisme sampai pada realisasi kartu tani di kota Keris ini.
Kabid Sarpras dan Penyuluhan Diapertahorbun Sumenep Arif Firmanto menjelaskan, kedatangan tamu dari Kabupaten Ngawi merupakaan kebanggan tersendiri. Apalagi, Ngawi merupakan Kabupaten yang menjadi barometer pertanian di Jatim. “Alhamdulillah, ini luar biasa bagi kami. Kehormatan bisa berbagi ilmu kartu tani dengan Ngawi,” katanya.
Setidaknya, sambung dia, dengan penerapan kartu tani, pupuk bisa tepat sasaran dan berdaya guna kepada masyarakat. “Pentingnya penerapan kartu tani lantaran agar bisa distribusi pupuk menjadi tepat sasaran. Itu juga yang juga diinginkan oleh Ngawi, ” jelsnya.
Selain itu, menurutnya, di Sumenep sinergitas antara Dispertahorbun, Distributor, BNI juga sudah berjalan baik. Misalnya, distributor bertugas menindak kios nakal, Dinas mengalokasikan, dan BNI sebagai penerap Kartu Tani. “Kordinasi berjalan maksimal. Sementara di Ngawi belum, ini juga bisa dibawa pulang,” tuturnya.
Tidak hanya itu, terang dia, mereka juga langsung mengcopy aplikasi database kelompok tani (poktan). Sehingga, bisa mempermudah mengecek Poktan. “Sumenep memiliki kelebihan aplikasi ini, makanya mereka langsung mau copy aplikasinya,” tuturnya.
Pada kesempatan itu pula, rombongan dari Ngawi juga belajar mengolah data ibu kandung dg microsoft acces. Sementara itu data itu diperoleh dari Disdukcapil. “Banyak hal yang kami sampaikan kepada mereka berkaitan dengan detil penerapan kartu tani, ” paparnya.
Intinya, menurut Arif, mereka datang ke Sumenep untuk belajar penebusan pupuk bersubsidi dengan kartu tani. Setidaknya, terbangun sinergi antara distributor, kios petani dan BNI. Ternyata, mereka merasa puas. Sebab, apa yang diharapkan sudah bisa didapat dengan baik. “Mereka mengaku puas. Mereka mendapatkan apa yang menjadi keinginan dan harapannya bertandang ke Sumenep,” tukasnya.
Sebenarnya, soal penerapan Kartu Tani ini tidak hanya Ngawi yang belajar ke Dispertahorbun Sumenep. Sebelumnya, ada Kabupaten Probolinggo, Bondowoso dan Sidoarjo. Maklum, Sumenep memang cukup awal dan sukses menerapkan kartu tani.(sar)
from KabarInvestigasi I Portal Of Investigation https://ift.tt/2KHn83t
Berita Viral
No comments:
Post a Comment