MOKI, PATI-Bupati Pati Haryanto menegaskan bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan sangat efektif mencegah penularan Covid-19.
"Contohnya saja Dokter Widi yang positif. Istri dan anaknya hasilnya negatif karena beliau dan keluarga disiplin menerapkan protokol kesehatan," tegas Bupati Pati saat membuka acara Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru Melalui Video Conference, di ruang Pati Command Center (PCC) Setda Pati.
Haryanto juga kembali menceritakan testimoni yang pernah disampaikan Widi Antono, bahwasanya anjuran pemerintah pusat, provinsi, maupun Pemkab untuk sering cuci tangan memakai sabun, menjaga jarak, kemudian memakai masker itu adalah benar dan wajib diikuti.
"Dan alhamdulillah untuk guru dan siswa, sampai sekarang saya belum pernah dapat laporan ada yang terindikasi. Kalau guru atau siswa ada laporan pada saya ada indikasi, berarti kegiatan pembelajaran di rumah tidak dilaksanakan, yang artinya malah keluyuran ke mana-mana,"ujar Bupati.
Lebih lanjut Haryanto menjelaskan bahwa para pelajar diberi kesempatan untuk belajar secara daring di rumah, tujuannya ialah untuk menyelamatkan anak-anak dan para guru agar terhindar dari wabah virus corona.
"Jangan terus dipakai untuk keluar, sebab sekarang riskan. Kalau misalnya ada teman yang sakit sekalipun, jangan besuk dulu, nanti bisa lewat telepon atau WA meminta maaf. Karena rumah sakit sekarang juga dalam kondisi mengkhawatirkan. Sekarang pembesuk juga dibatasi,"tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Haryanto juga berpesan agar para guru dan pelajar agar tak mudah terpancing isu maupun hoax seputar Covid-19.
"Jangan mudah percaya apalagi sampai ikut-ikutan membagikan info tersebut. Kalau ada isu yang memang benar adanya, saya sudah pasti buat pernyataan. Bila saya tidak membuat pernyataan berarti hoax," tegas Bupati.
Haryanto pun menyatakan rasa syukurnya karena hingga Selasa, 28 April 2020, sudah ada dua warga Pati yang sembuh dari Covid-19, yakni dokter Widi dan pasien asal desa Kudukeras Kecamatan Juwana.
"Dan untuk update per Selasa ini pukul 07.00 WIB, data Covid-19 tak banyak perubahan. Yang positif masih 5 orang, lalu Pasien Dalam Pengawasan (PDP)-nya juga tetap 12 pasien yang masih menunggu hasil swab test,"terang Haryanto.
Sedikit perubahan, menurut Bupati, terjadi pada data Orang Dalam Pemantauan (ODP), di mana pagi tadi tampak ada penambahan sebanyak 3 orang. Sehingga total ODP yang masih dipantau karena belum selesai masa inkubasinya sebanyak 71 orang.
"Dari awal pendemi hingga hari ini tercatat sudah ada total 729 ODP di Kabupaten Pati, dan yang sudah selesai masa inkubasinya ada 658 orang,"lanjutnya.
Kemudian imbuh Bupati, sejak awal pandemi, tercatat sudah ada tiga yang meninggal. "Satu positif Covid-19, satunya lagi PDP dengan hasil lab negatif, dan terakhir ada PDP yang meninggal namun belum diketahui lab-nya karena baru dirawat semalam tiba-tiba meninggal. Akan tetapi yang bersangkutan mempunyai riwayat jantung dan gula. Namun, untuk keluarganya sudah di-rapid test, dan alhamdulillah negative semua, akan tetapi saat ini masih dalam pemantauan,"jelas Haryanto.
Kemudian yang 5 PDP yang masih positif, saat ini ada satu orang yang dirawat di RSUD Wongsonegoro Ketileng Semarang, kemudian satu pasien di RSUD RAA Soewondo, dua di RS Mitra Bangsa, dan terakhir di RS Mardi Rahayu Kudus. (Red)
"Contohnya saja Dokter Widi yang positif. Istri dan anaknya hasilnya negatif karena beliau dan keluarga disiplin menerapkan protokol kesehatan," tegas Bupati Pati saat membuka acara Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru Melalui Video Conference, di ruang Pati Command Center (PCC) Setda Pati.
Haryanto juga kembali menceritakan testimoni yang pernah disampaikan Widi Antono, bahwasanya anjuran pemerintah pusat, provinsi, maupun Pemkab untuk sering cuci tangan memakai sabun, menjaga jarak, kemudian memakai masker itu adalah benar dan wajib diikuti.
"Dan alhamdulillah untuk guru dan siswa, sampai sekarang saya belum pernah dapat laporan ada yang terindikasi. Kalau guru atau siswa ada laporan pada saya ada indikasi, berarti kegiatan pembelajaran di rumah tidak dilaksanakan, yang artinya malah keluyuran ke mana-mana,"ujar Bupati.
Lebih lanjut Haryanto menjelaskan bahwa para pelajar diberi kesempatan untuk belajar secara daring di rumah, tujuannya ialah untuk menyelamatkan anak-anak dan para guru agar terhindar dari wabah virus corona.
"Jangan terus dipakai untuk keluar, sebab sekarang riskan. Kalau misalnya ada teman yang sakit sekalipun, jangan besuk dulu, nanti bisa lewat telepon atau WA meminta maaf. Karena rumah sakit sekarang juga dalam kondisi mengkhawatirkan. Sekarang pembesuk juga dibatasi,"tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Haryanto juga berpesan agar para guru dan pelajar agar tak mudah terpancing isu maupun hoax seputar Covid-19.
"Jangan mudah percaya apalagi sampai ikut-ikutan membagikan info tersebut. Kalau ada isu yang memang benar adanya, saya sudah pasti buat pernyataan. Bila saya tidak membuat pernyataan berarti hoax," tegas Bupati.
Haryanto pun menyatakan rasa syukurnya karena hingga Selasa, 28 April 2020, sudah ada dua warga Pati yang sembuh dari Covid-19, yakni dokter Widi dan pasien asal desa Kudukeras Kecamatan Juwana.
"Dan untuk update per Selasa ini pukul 07.00 WIB, data Covid-19 tak banyak perubahan. Yang positif masih 5 orang, lalu Pasien Dalam Pengawasan (PDP)-nya juga tetap 12 pasien yang masih menunggu hasil swab test,"terang Haryanto.
Sedikit perubahan, menurut Bupati, terjadi pada data Orang Dalam Pemantauan (ODP), di mana pagi tadi tampak ada penambahan sebanyak 3 orang. Sehingga total ODP yang masih dipantau karena belum selesai masa inkubasinya sebanyak 71 orang.
"Dari awal pendemi hingga hari ini tercatat sudah ada total 729 ODP di Kabupaten Pati, dan yang sudah selesai masa inkubasinya ada 658 orang,"lanjutnya.
Kemudian imbuh Bupati, sejak awal pandemi, tercatat sudah ada tiga yang meninggal. "Satu positif Covid-19, satunya lagi PDP dengan hasil lab negatif, dan terakhir ada PDP yang meninggal namun belum diketahui lab-nya karena baru dirawat semalam tiba-tiba meninggal. Akan tetapi yang bersangkutan mempunyai riwayat jantung dan gula. Namun, untuk keluarganya sudah di-rapid test, dan alhamdulillah negative semua, akan tetapi saat ini masih dalam pemantauan,"jelas Haryanto.
Kemudian yang 5 PDP yang masih positif, saat ini ada satu orang yang dirawat di RSUD Wongsonegoro Ketileng Semarang, kemudian satu pasien di RSUD RAA Soewondo, dua di RS Mitra Bangsa, dan terakhir di RS Mardi Rahayu Kudus. (Red)
from MOKI I Kabar-Investigasi.com https://ift.tt/2ScmFeg
Berita Viral
No comments:
Post a Comment