MOKI, NTT - Warga Kampung Watu Ko'di, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT keluhkan jalan raya. Hal ini disampaikan kepada Pemerintah Daerah Manggarai Timur melalui media ini (Kamis, 26/12/2019).
"Kami meminta komitmen Bupati atas program Jalin (Jalan, Air dan Listrik)-nya bisa terealisasi. Kami disini minta jalan raya Lapisan Penetrasi, sehingga kami punya kemudahan untuk mengakses pasar. Kami disini nelayan dan kami kesulitan untuk memasarkan hasil nelayan, inilah kesulitan kami disini", demikian kata Vitalis Pitasina.
Lebih lanjut Bapak Vitalis mengatakan; bahwa Daerah Watu Ko'di merupakan potensi Pariwisata yang berpeluang bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Beberapa tahun lalu, kampung Watu Ko'di perna didatangi tourist asing. Hal ini tentu karena keindahan pemandangan disini. Hanya karena kondisi jalan yang menyebabkan mereka tidak lagi berkunjung.
"Selain itu, masyarakat Watu Ko'di juga merupakan kelompok nelayan, tetapi sampai hari ini kami tidak perna mendapatkan sumbangan dari Pemerintah berupa perahu motor atau jenis bantuan lainnya, Desa Bamo perna mendapatkan jenis bantuan Perahu Motor, tetapi tidak tepat sasaran. Justru yang dapat adalah orang-orang yang tinggal di gunung yang notabene bukan kelompok nelayan", kata bapak Vitalis.
Bahkan jaringan telkomsel pun tidak ada di daerah ini. Terkait dengan kondisi yang serba tertutup ini, Bapak Vitalis perna menyampaikan di berbagai pihak seperti DPRD dan Pemerintah, tetapi hal tersebut tidak perna ditindaklanjuti.
Beberapa masyarakat lainnya juga mengakui bahwa mereka kehabisan cara untuk menyampaikan kepada Pemerintah Daerah agar wilayah mereka tersentuh oleh pembangunan. Kata mereka, dengan kondisi yang serba sulit anak-anak mereka jalan kaki melewati jalan dengan jarak kurang lebih 7 s/d 8 Km sampai ke Sekolah Dasar. Mereka berharap di Tahun 2020 Pemerintah punya niat baik untuk mengentas mereka dari kondisi keterpurukan. (Max Ponda)
"Kami meminta komitmen Bupati atas program Jalin (Jalan, Air dan Listrik)-nya bisa terealisasi. Kami disini minta jalan raya Lapisan Penetrasi, sehingga kami punya kemudahan untuk mengakses pasar. Kami disini nelayan dan kami kesulitan untuk memasarkan hasil nelayan, inilah kesulitan kami disini", demikian kata Vitalis Pitasina.
Lebih lanjut Bapak Vitalis mengatakan; bahwa Daerah Watu Ko'di merupakan potensi Pariwisata yang berpeluang bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Beberapa tahun lalu, kampung Watu Ko'di perna didatangi tourist asing. Hal ini tentu karena keindahan pemandangan disini. Hanya karena kondisi jalan yang menyebabkan mereka tidak lagi berkunjung.
"Selain itu, masyarakat Watu Ko'di juga merupakan kelompok nelayan, tetapi sampai hari ini kami tidak perna mendapatkan sumbangan dari Pemerintah berupa perahu motor atau jenis bantuan lainnya, Desa Bamo perna mendapatkan jenis bantuan Perahu Motor, tetapi tidak tepat sasaran. Justru yang dapat adalah orang-orang yang tinggal di gunung yang notabene bukan kelompok nelayan", kata bapak Vitalis.
Bahkan jaringan telkomsel pun tidak ada di daerah ini. Terkait dengan kondisi yang serba tertutup ini, Bapak Vitalis perna menyampaikan di berbagai pihak seperti DPRD dan Pemerintah, tetapi hal tersebut tidak perna ditindaklanjuti.
Beberapa masyarakat lainnya juga mengakui bahwa mereka kehabisan cara untuk menyampaikan kepada Pemerintah Daerah agar wilayah mereka tersentuh oleh pembangunan. Kata mereka, dengan kondisi yang serba sulit anak-anak mereka jalan kaki melewati jalan dengan jarak kurang lebih 7 s/d 8 Km sampai ke Sekolah Dasar. Mereka berharap di Tahun 2020 Pemerintah punya niat baik untuk mengentas mereka dari kondisi keterpurukan. (Max Ponda)
from MOKI I Kabar-Investigasi.com https://ift.tt/39k90Zy
Berita Viral
No comments:
Post a Comment