MOKI, PATI-Bupati Pati Haryanto menghadiri HUT ke-2 Komunitas Kerukunan Umat Beragama (KKUB) dan sekaligus peringatan hari Sumpah Pemuda di Sekretariat KKUB Desa Growong Kidul Kecamatan Juwana. Minggu Malam (27/10).
Yang hadir dalam acara tersebut, Muspika Kecamatan Juwana, ketua FKUB dan undangan lintas agama.
"Adanya komunitas kerukunan umat beragama ini kita patut bersukur karena kita punya komunitas umat yang baik untuk menyatukan umat, memfasilitasi kerelaan dan keikhlasan. Yang seperti ini harus kita rawat. Jangan sampai kita terbius isu-isu yang tidak jelas yang bisa memecah belah persatuan,"terang Haryanto dalam sambutannya.
Menurut Bupati, isu-isu jelek saat ini paling gampang untuk dimediakan dan sesegera mungkin pasti akan ditanggapi dengan berbagai komen yang beragam. "Jadi yang paling mudah untuk di goreng itu yang berbau negatif seperti itu", imbuhnya.
Haryanto menegaskan bahwa Negara Republik Indonesia itu negara yang luar biasa dengan berbagai suku, adat, agama, dan bahasanya.
"Terutama di Juwana ini warganya tidak pernah ada perselisihan karena agama karena masing-masing tidak memasakaan kehendak sehingga hidup rukun berdampingan,"tutur Bupati.
Dalam kesempatan itu Haryanto juga mengenang saat pertama kali diundang pada acara pembentukan KKUB.
"Waktu itu komunitas ini awalnya menghimpun dana sosial untuk bencana di Palu hingga terkumpul beras 3 sampai 5 ton dan juga uang sampai ratusan juta rupiah. itulah orang Juwana, kalau sudah bilang iya pasti tidak ada yang berpaling semua bersatu, saya tahu persis karakter orang Juwana, memang punya karakter yang berbeda,"pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut Ketua KKUB sutomo menceritakan sekilas awal mula terbentuknya KKUB, "berawal dari kecemasan kita tahun yang lalu ketika ada gonjang-ganjing yaitu adanya gerakan intoleran yang ada di Jakarta lalu juga ada gerakan intoleran rohingya ketika itu ada demo rohingya akan tetapi yang didemo malah Wihara babatan, ini nggak nyambung yang membuat kita jadi bingung dan akhirnya sahabat-sahabat ansor Banser berkomunikasi dengan bapak Kapolsek Juwana dan akhirnya kami diperbantukan untuk ikut menjaga mengantisipasi situasi yang ada,"ceritanya.
"Alhamdulilah tidak terjadi demo waktu itu, berawal dari situ untuk mengantisipasi hal-hal atau isu negatif kita adakan sarasehan seluruh umat beragama dengan harapan kita semuanya kota Juwana khususnya Kabupaten Pati pada umumnya maupun negara kita Kesatuan Republik Indonesia senantiasa diberikan perdamaian kerukunan yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,"paparnya.
Juwana adalah kota yang plural semua agama ada di Juwana semuanya itu potensi untuk dipecah belah maka dengan adanya perkumpulan ini harapanya adalah komunikasi adalah antar umat beragama selalu terjaga. (Red)
Yang hadir dalam acara tersebut, Muspika Kecamatan Juwana, ketua FKUB dan undangan lintas agama.
"Adanya komunitas kerukunan umat beragama ini kita patut bersukur karena kita punya komunitas umat yang baik untuk menyatukan umat, memfasilitasi kerelaan dan keikhlasan. Yang seperti ini harus kita rawat. Jangan sampai kita terbius isu-isu yang tidak jelas yang bisa memecah belah persatuan,"terang Haryanto dalam sambutannya.
Menurut Bupati, isu-isu jelek saat ini paling gampang untuk dimediakan dan sesegera mungkin pasti akan ditanggapi dengan berbagai komen yang beragam. "Jadi yang paling mudah untuk di goreng itu yang berbau negatif seperti itu", imbuhnya.
Haryanto menegaskan bahwa Negara Republik Indonesia itu negara yang luar biasa dengan berbagai suku, adat, agama, dan bahasanya.
"Terutama di Juwana ini warganya tidak pernah ada perselisihan karena agama karena masing-masing tidak memasakaan kehendak sehingga hidup rukun berdampingan,"tutur Bupati.
Dalam kesempatan itu Haryanto juga mengenang saat pertama kali diundang pada acara pembentukan KKUB.
"Waktu itu komunitas ini awalnya menghimpun dana sosial untuk bencana di Palu hingga terkumpul beras 3 sampai 5 ton dan juga uang sampai ratusan juta rupiah. itulah orang Juwana, kalau sudah bilang iya pasti tidak ada yang berpaling semua bersatu, saya tahu persis karakter orang Juwana, memang punya karakter yang berbeda,"pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut Ketua KKUB sutomo menceritakan sekilas awal mula terbentuknya KKUB, "berawal dari kecemasan kita tahun yang lalu ketika ada gonjang-ganjing yaitu adanya gerakan intoleran yang ada di Jakarta lalu juga ada gerakan intoleran rohingya ketika itu ada demo rohingya akan tetapi yang didemo malah Wihara babatan, ini nggak nyambung yang membuat kita jadi bingung dan akhirnya sahabat-sahabat ansor Banser berkomunikasi dengan bapak Kapolsek Juwana dan akhirnya kami diperbantukan untuk ikut menjaga mengantisipasi situasi yang ada,"ceritanya.
"Alhamdulilah tidak terjadi demo waktu itu, berawal dari situ untuk mengantisipasi hal-hal atau isu negatif kita adakan sarasehan seluruh umat beragama dengan harapan kita semuanya kota Juwana khususnya Kabupaten Pati pada umumnya maupun negara kita Kesatuan Republik Indonesia senantiasa diberikan perdamaian kerukunan yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,"paparnya.
Juwana adalah kota yang plural semua agama ada di Juwana semuanya itu potensi untuk dipecah belah maka dengan adanya perkumpulan ini harapanya adalah komunikasi adalah antar umat beragama selalu terjaga. (Red)
from MOKI I Media Online Kabar Investigasi https://ift.tt/34073OG
Berita Viral
No comments:
Post a Comment