"Ketika cuaca buruk nelayan tidak dapat melaut sehingga hasil tangkapan berkurang, dan harga ikan secara tidak langsung melonjak," katanya saat kegiatan sekolah lapang nelayan, di Ambon, Senin (25/3).
Ia mengatakan, fenomena cuaca buruk menjadi hal yang lumrah terjadi, tetapi pada kenyataannya para nelayan, kesulitan mendapatkan informasi mengenai cuaca di laut.
"ketersediaan informasi cuaca sangat penting, dan merupakan bagian langkah antisipasi bagi para nelayan sebelum melakukan aktifitas melaut," ujarnya.
Syarif menjelaskan, tersedianya informasi serta pemahaman terkait iklim dan cuaca, nelayan dapat mengantisipasi jika harus tetap melaut dalam kondisi cuaca esktrem.
Disamping itu, informasi cuaca juga bisa menjadi titik penentu tangkapan ikan, jika didukung dengan pengalaman dan pengetahuan nelayan.
"Kegiatan sekolah lapang nelayan sangat bermanfaat bagi nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan, serta memiliki nilai penting bagi pemerintah dalam mendorong berkembangnya sektor perikanan sebagai salah satu potensi perikanan," tandasnya.
Dia mengemukakan, sektor perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi unggulan yang dikembangkan Pemkot Ambon, disamping sektor jasa perdagangan dan pariwisata.
Potensi perikanan tangkap kota Ambon mengalami peningkatan yakni pada 2016, nilai produksi perikanan mencapai 44.524 ton. Nilai tersebut meningkat 2,31 persen di tahun 2019.
"Potensi perikanan yang besar menarik perhatian pemerintah pusat untuk menjadikan Ambon menjadi kota ikan, dan tidak terpisahkan dari perwujudan provinsi Maluku sebagai lumbung ikan nasional," kata Syarief. (MP-2)
from Malukupost.com https://ift.tt/2TXj4DU
#beritaviral
No comments:
Post a Comment